Lokasi dan Lingkungan Alam Suku Pekal
Sukubangsa Pekal sebagai salah satu dari 8 Sukubangsa yang terdapat di
wilayah Propinsi Bengkulu, Sukubangsa ini berada diantara dua sukubangsa
dominan berada diperbatasan mereka yakni Sukubangsa Minangkabau dan
sukubangsa Rejang. Wilayah kebudayaan Pekal secara langsung berbatasan
dengan daerah kebudayaan lainnya. Diutara wilayahkebudayaan Pekal
berbatasan dengan daerah budaya sukubangsa Muko-muko, di Timur
berbatasan langsung dengan daerah budaya sukubangsa Rejang, di Selatan
berbatasan dengan wilayah suku Rejaang yaitu urai Bengkulu Utara dan di
Barat berbatasan langsung dengan lautan Indonesia.
Suku pekal itu sendiri berada bermungkim didaerah Ketahun dan sebagian
di Ipuh Kecamatan Bengkulu Utara. Mulai dari Muara Ketahun sampai dengan
Muara Santan. Namun di daerah ketahun itu juga ada daerah trans yang
berasal dari Jawa terletak dj Dusun Bukit Durian,Karang pulau,Tanjung
Dalam dll. Masyarakat suku pekal itu keadaan alam masih banyak
hutan-hutan belantara dan juga dekat dengan laut.
Dasar Mula Suku Pekal
Sukubangsa Pekal berkaitan dengan mitologi Sukubangsa lainnya yang
dominan terdapat diperbatasan Sukubangsa Pekal. Mitologi ini berkaitan
dengan mitologi SukuBangsa Rejang dan hikayat Raja Indropuro dari
Minang. Mitologi sukubangsa Rejang sendiri memiliki pertalian erat
dengan hikayat-hikayat kerajaan Pagaruyung di Minang.
Kisah perjalanan Empat Pitulai dari Pagaruyung menjadi bagian dari
mitologi sukubangsa Rejang. Dalam mitologi tersebut terlampir mitologi
keberadaan sukubangsa Pekal. Dalam satu sisi terlihat bahwa secara
langsung SukubangsaRejang mengakui orang-orang dari Sukubangsa Pekal
merupakan bagian dari Sukubangsa Rejang dibawah Bangmego Tubui. Dari
sisi lain pada dasarnya orang Sukubangsa Pekal tidaklah dapat disebutkan
sebagai bagian dari Sukubangsa Rejang. Hal ini tercermin dari
penggunaan bahasa, aturan dan nilai budaya serta struktur sosial lainnya
yang sebagian mengambil tata aturan nilai budaya Minangkabau.
Menurut cerita dari narasumber bahwa bangsa pekal itu senderi berasal
dari kata “ Mengkal” yang berarti kalau ibaratkan pisang yang mengkal
itu dibilang masak itu belum sedangkan mentah itu sudah tidak lagi. Jadi
disini dapat juga kita simpulkan bahwa Suku Pekal itu sendiri berarti
antara Suku Rejang dan Suku minangkabau.
Juga tidak terlepas dari asal mula Ketahun. Menurut cerita,dahulu kala
ada seorang raja asal Rejang Lebong mempunyai 7 orang anak. Cerita ini
bermula dari anak terakhir dan satu-satunya anak perempuan yang bernama
putri Rindu Bulan. Namun karena putrinya ini main mata dengan pemuda
biasa di kerajaannya,sehingga membuat raja Rejang Lebong marah. Raja
memerintahkan keenam putranya untuk membunuh putrinya tersebut.
Atas perintah dari ayahnya berangkatlah enam anaknya itu, namun ke enam
kakaknya ini tak tegah membunuh adiknya. Malah mereka membawa adik
bungsunya ke pinggir sungai besar dan membuatkan sebuah rakit dari bambu
aur dengan dibekali beras dan ayam. Maka berakitlah sang putri
menyelusuri sungai. Sungai ini berasal dari 2 bukit yang satu itu bukit
tapus yang sungai bermuara di muara ketahun dan yang satunya lagi
bermuara ke Jambi. Hari demi hari,minggu demi minggu bahkan
berbulan-bulan hingga setahun putri Rindu Bulan menyelusuri sungai
hingga rakitnya rusak di muara. Kemudian ayam yang dibawah berubah
menjadi seekor elang sedangkan beras yang dibawah tertumpah dan berubah
menjadi senggugu.
Setelah rakitnya diperbaiki,putri Rindu Bulan kembali berakit hingga
akhirnya sampai di pulau Pagai di daerah Padang. Kemudian ia di
selamatkan oleh orang-orang di sana. Putri Rindu Bulan di berikan baju
yang bagus. Karena kecantikanya,sang Putri Rindu Bulananak raja dari
kerajaan pagai pun jatuh cintah. Kemudian itu dipinangla putri Rindu
Bulan dan menikahlah mereka.
Di daerah asal putri Rindu Bulan,ayahnya bertanya kepada ke-enam
anaknya. Apakah putri Rindu Bulan telah dibunuh. Tentunya ke-enam
kakaknya menjawab tidak,kami tidak tega membunuh adik kandung kami
sendiri,kami terlalu menyayanginya kata ke-enam kakaknya itu.
Putri Rindu Bulan kemudian mengakatan pada suaminya bahwa daerah
asalnyadi daerah Rejang Lebong. Putri Rindu Bulan pun dan suaminya
mengutuskan untuk kembali ke Rejang Lebong. Itulah awal cerita sungai
ketahun yaitu berasal dari sungai yang dilewati oleh Putri Rindu Bulan
selama setahun,maka sungai itu diberi nama Sungai Ketahun dan juga
daerahnya yang bernama Ketahun.
Adakah juga cerita lain dari asal ketahun, pada dahulu orang belanda
yang masuk kedaerah itu mengambil sumber alam yang ada disana. Karena
disana banyak sekali harimau. Maka orang belanda tersebut menyebut
daerah itu”Cat Town” jadi terpelesetlah dan daerah tersebut menjadi
ketahun.
Bahasa
Bahasa suku Pekal jelas memperlihatkan campur bahasa antara bahasa
Minangkabau dan bahasa Rejang. Pada saat sekarang, campur bahasa
tersebut tidak hanya terbatas pada bahasa Minangkabau dan Rejang, namun
juga mengambil bahasa-bahasa lainnya seperti Batak, Jawa dan Bugis.
Perbedaan varian bahasa menjadi ciri khas lainnya dari campur bahasa
pada sukubangsa Pekal. Varian tersebut berkaitan dengan intensitas
hubungan dengan sukubangsa Minangkabau dan Rejang. Jika daerah tersebut
lebih dekat dengan daerah Budaya Rejang, varian bahasa yang terlihat
dari dialek akan mengarah pada bahasa Rejang, jika mendekati wilayah
budaya Minangkabau akan mengarah pada bahasa Minangkabau.
Sistem Teknologi
Rumah adat masyarakat suku Pekal itu sendiri tidak berbeda dengan rumah
adat dengan suku lainnya yang ada di Bengkulu yaitu rumah panggung.
Sedangkan untuk senjata suku pekal yaitu keris,tombang dan parang. Baik
yang dianggap sebagai benda keramat dan juga digunkan sebagai senjata
untuk berburu hewan serta di gunakan dalam kegiatan-kegiatan yang
lainnya.
Makanan khas dari Suku Pekal itu sambal unjang. Sambal unjang adalah
makanan yang dimasak dalam bambu dan isinya ikan dicampur dengan
rempah-rempah. Ikan itu di hancurkan bersamaan dengan bumbu-bumbu. Dan
di letakan diatas api dan diatas nya di tutup oleh daun pisang. Hampir
sama dengan caramemasak lemang dan juga masak ikan pais namun yang
bedanya kalau ikan pais menggunkan daun pisang kalau sambal unjang itu
menggunakan bambu.
Sistem Mata Pencarian
Sukubangsa Pekal 80% mata pencariannya merupakan petani yaitu mayoritas
berkebun karet dan sawit. Hal ini berkaitan dengan lingkungan alamiahnya
yang berupahutan dan lahan perladangan. Dari mata pencaharian ini
terlihat bahwa sukubangsa Pekal pada saat sekarang berada pada tingkatan
peradapan pertanian. Teknik ini merupakan ciri-ciri dari tingkatan
peradapan pertanian menetap. Namun ada dari masyarakat Suku bangsa
pekal yang berada di pesisir pantai yang memanfaatkan hasil laut sebagai
nelayan. Juga sebagian dari masyarakat Suku bangsa Pekal juga bekerja
di tambang batu bara milik PT Bijaksana dan di tambang emas yang kita
kenal dengan tambang emas Lebong Tandai.
Sistem kekerabatan
Sistem kekerabatan suku pekal itu sangat erat sesama masyarakat pekal.
Tapi beda dengan orang yang baru mereka kenal mereka akan melihat apakah
orang tersebut baik atau tidak. Jika orang tersebut baik maka mereka
akan menganggap orang tersebut seperti saudaranya sendiri namun jika
kelakuan orang buruk maka mereka akan menjauhinya.
Dalam adat suku pekal jika wanita itu di “jujur” atau di beli oleh
laki-laki,kebalikan dari adat suku minang. Jika seorang wanita itu
sebelum menikah akan dimandikan dengan uang logam dan disumpah bahwa
wanita itu telah dijual oleh calon suaminya dan wanita itu telah menjadi
hak dari suaminya. Uang yang berasal dari pembelian adiknya tadi juga
di pakai oleh kakaknya untuk membeli wanita yang akan jadi calon
istrinya. Namun adat ini mulai hilang dan jarang lagi ditemui karena
perubahan zaman.
Prosespernikahan suku pekal
1. Melamar atau berasan
2. Biaya adat
3. Menikah
4. Arak ( supaya orang-orang tahu bahwa akan ada yang menikah dan acara arak ini wajib tidak boleh ditinggalkan)
5. Duduk dikursi ditengah laman dikelilingi oleh orang banyak dan diiringi dengan tarian pencak silat
6. Balik kepelaminan
7. Minum punai untuk orang yang nolong dalam menyiapkan pernikahan yaitu pada pagi hari
8. Makan besak maksudnya hari puncak dengan makan-makan bersam yaitu pada sorenya.
9. Setelah selesai acarah pernikahan besok hariny diadakan ngubak basung atau doa( balik bahasa)
Sistem Pengetahuan
Sistem Religi
Masyarakat suku pekal itu mayoritas beragama islam. Namun masyarakat
suku pekal masih percaya terhadap roh-roh nenek moyang atau memelihara
mahluk gaib seperti yaitu harimau. Menurut mereka seorang warga pekal
yang sudah meninggal nantinya dia akan berubah menjadi seekor harimau.
Jadi ada sebuah ritual yang dilakukan oleh masyarakat suku pekal jika
sawah atau ladang mereka dirusak oleh babi. Dalam ritual tersebut
masyarakat pekal memberikan sesajen di daerah sawah atau ladang
merekayang di rusak oleh babi tersebut. Sesajen itu burapa 7 telur ayam
kampung yang diletakan bidai(anyaman bambu) dan diiringi oleh
mantra-mantra. Mereka percaya bahwa sesajen yang mereka berikan akan di
makan oleh roh-roh nenek moyang mereka. Menurut kepercayaan bahwa
roh-roh nenek moyang mereka akan berubah menjadi harimau untuk mengusir
babi. Setelah mereka melakukan ritual itu maka biasanya pada malamnya
memang terdengar suara harimau dan itu sangat di percayai oleh suku
pekal. Jadi sawah atau ladang mereka tidak perlu dijaga lagi karena
sudah di jaga oleh harimau.
Acara keagamaan Suku Pekal yaitu sama seperti acara keagamaan suku-suku lainnya yang ada di Bengkulu yaitu zikir dan bedendang.
Kesenian
Ada tari gandai yaitu tarian bartautan yang dilakukan oleh seorang
laki-laki dari suku pekal asli dan jika dilakukan oleh laki-laki dan
perempuan atau berpasangan yang berasal dari suku pekal asli itu disebut
tari gandai ambat. Tarian yang dilakungan secara bergantian
menunjukan aksi dan kehebatan mereka dan biasanya tari ini di iringi
oleh redap,serunai,gong yang merupakan alat musik tradisional dari suku
pekal. Ada tiga jenis tarian gandai yaitu leluen,nenet,sementaro Tarian
gandai ini wajib ditampilkan saat pesta pernikahan,namun bisa juga di
tampilkan pada saat upacarapenyambutan tamu dari pejabat-pejabat atau
orang penting yang datang. Lagu daerahnya yaitu Berpantun ( Gamat)